Senin, 13 April 2009

KHWA MIA (RAMAL NASIB)

> HATI - HATI BUAT YANG DOYAN KHWA MIA (RAMAL NASIB)!
>
> Kalangan etnis Tionghoa ini, berpenampilan sederhana.
> Ditemani Acu, istrinya, Harun Yusuf menjawab serta membuka semua rahasia
> kwamia secara gamblang
>
> Pengakuan Harun Jusuf, Mantan Tukang Kuamia:
> "Pasien yang datang justru dikutuk Si Tukang
> Kwamia!" Harun Jusuf, mantan
> tukang mantan tukang kwamia yang namanya pernah sangat
> ngetop dia blak-blakan.Iapun mengaku sedang menyiapkan sebuah tulisan
> untuk diterbitkan menjadi sebuah buku mengenai perjalanan hidupnya.
>
> TANYA: Bapak sangat dikenal sebagai tukang kwamia di
> kalangan etnis Tionghoa. Apa yang Bapak lakukan setiap kali pasien datang?
> JAWAB: Begini. Tak semua pasien yang datang diterima.
> Tetapi, harus saya uji dulu. Maksudnya ialah saya tanyakan tanggal lahirnya
> lengkap dengan jam kelahirannya. Lalu didaftar,tunggu, antri dan jam berapa
> bisa diterima.
>
> TANYA: Maksud Bapak?
> JAWAB: Dari tanggal lahirnya, kita harus bikin Pek Jie. Pek
> Jie ialah sebuah daftar di mana kita dapat menghitung dengan mengutak atik
> angka berdasarkan tanggal lahir sehingga menghasilkan sebuah angka. Jam,
> tanggal, bulan, tahun kelahiran diterjemahkan dalam dua huruf. Angka ini disebut
> Bintang ("Xing").
> Nah, dari sinilah nasib manusia berjalan sesuai dengan apa
> yang sudah ditentukan oleh Pek Jie.
>
> TANYA: Dan, ternyata memang tepat?
> JAWAB: Saya jamin 90% tepat, karena memang sudah diuji.
> Jadi, saya menerima pasien tak sembarangan. Jika menurut perhitungan
> berdasarkan ! masa lalunya,
> kapan menikahnya, kapan punya anaknya, sudah 90 % tepat
> barulah saya jadikan pasien. Tetapi, kalau kurang dari segitu tak mau saya
> jadikan pasien. Bisa
> saja saya katakan bahwa tanggal lahir yang diberikan kepada
> saya itu salah tanggalnya, karena orangtuanya memang salah mencatatnya.

> TANYA: Benarkah seseorang yang datang minta dikwamia,
> rohnya sudah dikuasai terlebih dulu ?
> JAWAB: Ya, benar. Rohnya sudah berada di dalam cengkeraman
> roh yang saya pelihara. Sejak itu roh pasien harus tunduk pada roh saya
> apapun yang saya perintahkan. Misalnya saya ramalkan bahwa orang itu akan
> bercerai, maka rohnya tunduk 100% dan dia pasti akan bercerai! Padahal
> sebenarnya belum tentu ia akan bercerai. Roh kamilah yang justru
> menakdirkan, merencanakan
> semuanya itu. Ini, yang saya pikir paling tepat. Makanya,
> tukang kwamia yang
> makin jitu, makin berbahaya, berarti yang dipeliharanya
> makin hebat. Bekingnya makin hebat.
>
> TANYA: Kalau begitu, kutukan itu datangnya justru dari si
> tukang kwamia kepada si pasien?
> JAWAB: Ya, betul, secara tak sadar, ya! Saya dipakai oleh
> roh yang ada dalam
> diri saya untuk mengutuk manusia atau pasien yang datang!
> Dengan begitu
> setiap pasien berada dalam cengkraman kami. Melalui mulut
> kami, tukang kwamia keluar kutukan-kutukan yang harus dijalankan secara
> tak sadar oleh si roh pasien itu.
>
> Misalnya, jika dikutuk bahwa tahun depan ia akan disikat
> orang perusahaannya, biar bagaimana hati-hatipun
> perusahaannya pasti akan
> disikat orang lain. Mengapa? Karena rohnya sudah sepenuhnya
> tunduk kepada
> roh kami si tukang kwamia! percaya kepada tukang kwamia, ia
> menjadi hamba
> dari roh tukang kwamia. Menjadi hamba roh tukang kwamia,
> pasti ada imbalan atau tumbal yang harus dibayar. Ingin diramal baik, sudah
> tentu tak gratis. Jadi, harus ada bayarannya dan bayarannya mahal yaitu nyawa
> salah seorang keluarga kita. Seperti yang dulu pernah saya alami. Dua
> orang anak saya meninggal dunia.
>
> TANYA: Jadi, tumbal adalah suatu keharusan jika kita
> meminta sesuatu kepada tukang kwamia?
> JAWAB: Di dunia mana ada yang gratis, kecuali ASI, air susu
> ibu yang Kita minum. Kita pinjam uang kepada bank. Tak mungkin bank
> memberi secara gratis.
> Kita harus membayar bunganya, bukan? Kita pinjam uang sama
> teman. Namanya hutang, bukan? Kecuali dari orangtua kita. Di alam roh juga
> begitu. Harus ada harga yang harus dibayar. Karena itu, jika memperoleh
> hasil, maka hasil itu harus jelas, apakah dari Tuhan atau bukan. Jika dari
> Tuhan, maka Ia akan memberi tanpa imbalan. Gratis! Misalnya Ia menciptakan
> matahari. Orang jahatpun bisa menikmati sinar matahari. Begitu pula dengan
> air. Air, Tuhan berikan secara gratis. Kalau kita harus membeli air, itu
> karena kita harus membayar ongkos pembuatan air. Airnya kan gratis.
>
> TANYA: Menurut orang Tionghoa yang kokoh memegang tradisi
> lamanya, peranan Shio sangat penting dalam perjalanan hidupnya.
>
> Bagaimana sebenarnya hal itu?
>
> JAWAB: Karena tradisi yang turun-temurun, watak manusia
> sudah tak berfungsi sebagai watak manusia yang sebenarnya. Sifat dan watak
> manusia sudah seperti berubah menjadi sifat dan watak binatang. Hal ini terjadi
> karena sejak zaman dulu, orang Timur sudah ditaklukan oleh gambaran hewan
> dalam Shio-shio itu.
> Mau tahu artinya Shio? Shio artinya persis atau sama
> dengan! Siapa yang bisa mengutuki anak kita, kalau bukan orangtuanya? Melalui shio
> itu akhirnya kuasa jahat itu, memakai mulut orangtua supaya mengutuki
> anaknya!
>
> TANYA: Jadi, kalau begitu tak ada shio yang baik?
> JAWAB: Mana ada ! Nasib binatang mana ada yang bagus.
> Kelinci artinya
> playboy. Rumah tangga bakal hancur. Naga, artinya
> kesombongan. Ular
> artinya
> licik. Tikus merusak, kerbau bodoh, macan sadis atau buas,
> kuda
> diperbudak
> atau ditunggangi orang. Kambing,kebangetan atau
> "awban" atau berjiwa
> pemberontak, monyet nakal. Apa saja berani dia coba. Ayam
> jadi santapan
> orang banyak, anjing tak bisa membedakan. Jika dipelihara
> perampok, dia akan
> membela perampok atau majikannya saat melawan polisi. Tak
> mungkin dia
> membela polisi saat itu, bukan? Babi? Huh! Dia kan binatang
> jorok. Selalu
> kembali ke tempat yang kotor dan nasibnya selalu berakhir
> di tempat pembantaian.
>
> TANYA: Kalau dengan horoskop?
> JAWAB: Nah, di dunia Barat, dikutuki melalui horoskop yang
> mengambil sifat-sifat binatang. Manusia sudah berada dalam perangkap
> iblis dan iblis sudah berkeliaran di dunia ini dan mempengaruhi manusia
> agar jiwanya tidak seperti manusia melainkan berjiwa dan bersifat seperti
> binatang. Ajaran manusia membunuh, merampok, memperkosa. Kita lihat anak
> membunuh orangtuanya, ayah meperkosa anaknya, jiwanya sudah seperti
> binatang.
>
> Pesan :
> So, jangan percaya& coba2 lihat ramalan u/ hindari
> adanya celah dosa.
> Percaya pada Tuhan and DO ALL THE BEST IN OUR LIFE FOR GOD
> GLORY.
>
>  God Bless You.

Tidak ada komentar:

Snap Shots

Get Free Shots from Snap.com

Pencarian :